Month: September 2022

Mahalnya Biaya Pendidikan Akibat Kenaikan BBM

Banjarmasin Post, Rabu 7 September 2022 (baca pada halaman 4 di https://drive.google.com/file/d/1LleVMcbVbLOPALIrSHLcOgZheuIiWTSy/view?usp=sharing)

Oleh MOH. YAMIN: Dosen di Universitas Lambung Mangkurat

Penyelenggaraan pendidikan yang bebas dari biaya mahal merupakan amanat konstitusi. Pendidikan yang dapat diakses semua anak negeri tanpa terjebak kepada kelas sosial apapun menjadi harapan semua. Pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa, membawa perubahan bermakna bagi pembangunan peradaban, dan kemudian mengantarkan generasi menjadi bernilai menjadi target di setiap pembangunan manusia unggul. Setiap praksis pembangunan manusia unggul wajib dijalankan dengan pendidikan yang membebaskan semua anak didik dari jeratan biaya mahal agar mereka kemudian dapat menikmati akses pendidikan yang berkeadaban.

Pendidikan jangan selalu dikaitkan dengan biaya mahal ataupun kebijakan negara yang baru-baru ini diterbitkan (3/09/2022), yakni kenaikan kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam logika masyarakat awam, kenaikan BBM sudah pasti menghantam kehidupan masyarakat, tidak terkecuali anak didik yang kini sedang belajar. Hantaman kebijakan tersebut mengarah kepada biaya buku yang dipastikan juga naik, biaya-biaya pendidikan lainnya yang berjalinkelindan langsung atau tidak langsung kepada praksis pendidikan.

Dampak yang sangat nyata terasa adalah segala kebutuhan yang diperlukan anak didik dalam belajar pun merangkak naik. Biaya persekolahan dan pendidikan dipastikan mengalami perubahan harga yang sebelumnya terjangkau menjadi sulit dijangkau. Selain itu, biaya transportasi yang diperlukan anak didik dari rumah ke sekolah pun atau dari sekolah ke rumah dipastikan juga naik sehingga kondisi ini menjadi sebuah persoalan sendiri yang perlu disikapi dengan penuh kesungguhan hati dan serius.

Berbicara pendidikan bukan semata terkait ketika anak didik berada di sekolah, namun sebelum mereka masuk sekolah juga perlu menjadi catatan tersendiri agar mereka menjadi jelas duduk persoalannya. Apakah dengan kenaikan BBM, ini juga berdampak kepada kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti anak didik? Tanpa harus menutupi diri, ini juga memberikan pukulan telak sebab biaya untuk menghidupkan kegiatan di luar sekolah pun memerlukan biaya penyesuaian sehingga kondisi ini sesungguhnya merupakan sebuah keadaan yang sulit dan memprihatinkan. Arah belajar anak didik pun menjadi terganggu dan mereka kemudian perlu menyesuaikan banyak kebutuhan di luar jam pendidikan dan persekolahan.

Salah Urus Pendidikan

Alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena menyesuaikan dengan harga minya dunia dapat diterima sebab umumnya itulah alasan yang selalu disampaikan dari satu rezim ke rezim selanjutnya. Persoalannya adalah ketika ini mengganggu stabilitas penyelenggaraan pendidikan, apakah ini juga tidak menjadi pertimbangan sebelum dinaikkan. Dalam konteks sebuah pelaksanaan pendidikan yang menuntut pencerdasan kehidupan berbangsa, negara selalu memiliki satu komitmen serius agar semua anak didik dapat belajar, fokus dalam mencari ilmu dan wawasan pengetahuan, serta mampu menimba pengetahuan sebanyak mungkin.

Kondisinya menjadi berbeda dan ironis ketika di sisi lain, mereka menjadi terhambat, kehilangan masa belajar yang kondusif. Bagaimana bisa mengurus pendidikan yang dapat membawa perubahan bagi kehidupan pendidikan anak didik sementara kebijakan kenaikan harga BBM berpotensi merusak perjalanan cita-cita bersama untuk generasi emas. Kita semua meyakini bahwa setiap menuju keberhasilan dalam mencapai mimpi, akan selalu ada tantangan yang perlu dihadapi dan dilewati bersama.

Dalam konteks ini, kita menyetujui itu, akan tetapi bagi anak-anak negeri yang hidup dengan kondisi pekerjaan dan pendapatan orang tua mereka serba pas-pasan dan hanya cukup untuk bertahan hidup, apakah kondisi semacam ini sudah masuk dalam catatan kritis.

Marilah mengurus pendidikan dengan sebaik mungkin yang dapat memberikan akses mudah, murah, terjangkau, dan bermutu kepada semua anak didik di negeri ini. Mereka adalah generasi masa depan yang akan melanjutkan pembangunan. Ketika negara sudah memiliki cita-cita mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan semua anak didik dapat belajar, mengembangkan dirinya menjadi pribadi-pribadi inovatif, kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif untuk Indonesia maju ke depan, mereka sudah seharusnya dikawal seutuh mungkin. Jangan bebani mereka, terutama orang tua mereka dengan beban hidup yang semakin berat.

Usia 77 tahun Indonesia mereka adalah mengisi kemerdekaan dengan memerdekakan warganya, rakyatnya, anak didik menjadi manusia-manusia unggul di setiap tahap perkembangan pembangunan jati dirinya. Jangan diganti hari kemenangan di usia 77 tahun ini dengan beban hidup yang semakin memprihatinkan dan suram sehingga para orang tua anak didik menjadi khawatir dengan masa depan pendidikan anak-anaknya. Masa depan mereka adalah masa depan Indonesia ke depan. Masa depan pendidikan yang mencerahkan dan mencerdaskan semua anak bangsa menjadi pekerjaan bersama yang perlu dikerjakan secara gotong royong.

Mengelola pendidikan yang humanis, selalu berpihak kepada anak didik merupakan harapan dan cita-cita bersama. Untuk itu, hadirnya kebijakan kenaikan harga BBM sesungguhnya bagian dari kado pahit bagi perjalanan pendidikan di republik ini. Konon, kita disebut merdeka dari kebijakan-kebijakan yang menghimpit kehidupan para orang tua anak didik dalam rangka menyekolahkan mereka supaya menjadi anak-anak yang pintar, cerdas, dan berkarakter, ini masih isapan jempol belaka. Saatnya Indonesia maju; saatnya anak didik dapat belajar dan bersekolah tanpa terbebani dengan biaya pendidikan yang mahal. Oleh sebab itu, marilah bersama mengajak negara melahirkan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan anak didik dan orang tua anak didik. Negara memegang tombol untuk menarik kembali kebijakan yang sudah diterbitkan demi kepentingan kehidupan berbangsa, mencerdaskan kehidupan anak didik, membawa perubahan pendidikan yang memerdekakan anak didik dari beban ekonomi tinggi dan mahal. Mari bekerja untuk kemajuan, pencerahan dan pencerdasan untuk semua anak didik di republic tercinta ini tanpa terkecuali.